Saat hamil, jenis kelamin bayi akan menjadi hal yang paling membuat
penasaran. Namun ada juga yang merencanakan jenis kelamin buah hati
mereka. Baik secara medis maupun non-medis.
Menurut dokter
kandungan Rumah Sakit Ibu dan Anak, Depok, Iskandar Mirza, orangtua bisa
merencanakan jenis kelamin calon buah hati. Jika ingin janin bayi
berjenis kelamin perempuan, pasangan suami istri harus melakukan cara
medis. Yakni bersenggama tiga hari sebelum ovulasi atau masa subur.
"Ovulasi itu adalah pelepasan sel telur yang matang dari
dinding telur atau disebut juga masa subur," kata Iskandar, saat
diwawancarai
Plasadana.com untuk
Yahoo Indonesia, Senin, 7 Juli 2014.
Masa
subur, Iskandar melanjutkan, terjadi pada empat belas hari sebelum
datang haid. Suami istri pun harus berhubungan seks dua hari sesudah
masa subur. Sebelum bersetubuh, sang istri disarankan membasuh organ
vital dengan campuran satu liter air dan dua sendok garam. "Saat
bersenggama, istri harus berusaha menghindari orgasme," ujar dia.
Jika
istri mengalami orgasme, cairan sekresi alkalis yang basa akan keluar
hingga menetralkan kandungan asam. Iskandar juga mengisyaratkan agar
seks dilakukan dengan posisi berhadapan muka, dengan laki-laki berada di
atas. "Itu dilakukan agar sperma suami tidak langsung masuk menerobos
ke muka leher rahim," ujarnya.
Kala suami mengalami ejakulasi,
Iskandar menyarankan untuk tidak melakukan penetrasi terlalu dalam. Dan
setelah haid, keduanya tetap harus bersenggama secara teratur, dua
sampai tiga hari sebelum masa subur. “Itu akan lebih baik, sebab sperma
yang relatif kecil akan memperbesar kemungkinan memperoleh bayi
perempuan,” kata Iskandar. "Keduanya pun dianjurkan memperbanyak
konsumsi buah dan sayur."
Jika pasangan suami istri mendambakan
anak laki-laki, ia menyarankan agar melakukan senggama mendekati
ovulasi. Atau dua belas jam sebelum dan sesudah ovulasi. Setiap hendak
berhubungan badan, sang istri harus membilas kemaluan dengan campuran
satu liter air dan dua sendok makan garam soda. Istri juga harus
mengalami orgasme, disusul ejakulasi sang suami.
"Saat ingin mencapai ejakulasi, suami harus melakukan penetrasi dalam sehingga sperma bisa mencapai mulut rahim," kata dia.
Puasa
atau tantangan senggama diperlukan sampai istri selesai menstruasi dan
ovulasi. Tujuannya untuk memperbanyak volume dan jumlah sperma Y.
Pasangan juga harus banyak menyantap menu laut dan daging. Kedua cara
itu, Iskandar melanjutkan, dapat kembali dilakukan pada kehamilan
berikutnya.
"Kalau metode ini sulit, bisa memakai cara mudah seperti makan buah
dan sayuran atau daging serta ikan," kata Iskandar. "Yang terpenting,
suami dan istri harus membersihkan jenis kelamin sebelum bersenggama."
Soal
kemungkinan melesetnya hasil perencanaan, Iskandar tidak menampiknya.
Namun kalau hal itu terjadi, ia yakin jika ada tahapan dari metode yang
tidak dilakukan dengan baik." Tapi saya yakin cara ini kemungkinan besar
berhasil karena sudah dibuktikan secara ilmiah," ujar dia.